Ensiklopedia Tafsir Al Qur'an

Referensi Kitab Tafsir dari Berbagai Ulama

Tafsir Ibnu Katsir Surat Hud Ayat 17

Tafsir Ibnu Katsir Surat Hud Ayat 17

Apakah (orang-orang kafir itu sama dengan) orang-orang yang ada mempunyai bukti yang nyata (Al-Qur'an) dari Tuhannya, dan di­ikuti pula oleh seorang saksi (Muhammad) dari Allah dan sebelum Al-Qur'an itu telah ada kitab Musa yang menjadi pedoman dan rahmat? Mereka itu beriman kepada Al-Qur’an. Dan barang siapa di antara mereka (orang-orang Quraisy) dan sekutu-sekutunya yang kafir kepada Al-Qur’an, maka nerakalah tempat yang diancamkan baginya. Karena itu, janganlah kamu ragu-ragu terhadap Al-Qur'an itu. Sesungguhnya (Al-Qur'an) itu benar-benar dari Tuhanmu, tetapi kebanyakan manusia tidak beriman.

Allah Subhanahu wa ta’ala menceritakan perihal orang-orang mukmin yang berada pada fitrah Allah yang telah difitrahkan-Nya kepada semua hamba-Nya, yaitu pengakuan yang menyatakan bahwa tidak ada Tuhan selain Allah. Disebutkan oleh Allah melalui firman-Nya: Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia me­nurut fitrah itu. (Ar-Rum: 30), hingga akhir ayat.

Di dalam hadits Sahihain disebutkan dari Abu Hurairah radliyallohu anhu bahwa Rasulullah Shollallohu alaihi wa sallam pernah bersabda: Setiap anak dilahirkan atas fitrah, maka hanya kedua orang tuanyalah yang menjadikannya seorang Yahudi atau seorang Nasrani atau seorang Majusi. Sama halnya dengan ternak unta betina yang melahirkan unta dalam keadaan utuh, apakah kalian melihat adanya kecacatan pada telinganya?

Di dalam kitab Sahih Muslim disebutkan melalui Iyad ibnu Hammad, dari Rasulullah Shollallohu alaihi wa sallam yang telah bersabda: Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman, "Sesungguhnya Aku telah menciptakan hamba-hamba-Ku dalam keadaan hanif lalu datanglah setan kepada mereka sehingga setan menyesatkan mereka dari agamanya. Dan setan mengharamkan atas mereka apa yang telah Aku halalkan kepada mereka. Dan setan memerintahkan kepada mereka agar mempersekutukan Aku dengan apa yang Aku tidak menurunkan keterangan tentangnya.”

Di dalam kitab Musnad dan kitab Sunan disebutkan seperti berikut: Setiap anak dilahirkan dalam keadaan memeluk agama (Islam) ini, sehingga lisannya dapat berbicara mengungkapkan keinginannya.

Tetapi orang mukmin tetap dalam keadaan fitrah ini. 

Firman Allah Subhanahu wa ta’ala: Dan diikuti pula oleh seorang saksi dari Allah (Hud: 17)

Maksudnya, yang disampaikan oleh saksi dari sisi Allah, yaitu apa yang diwahyukan oleh Allah kepada para nabi, berupa syariat-syariat yang suci sempurna, diagungkan, dan diakhiri dengan syariat Nabi Muhammad Shollallohu alaihi wa sallam 

Karena itulah Ibnu Abbas, Mujahid, Ikrimah, Abul Aliyah, Ad-Dahhak, Ibrahim An-Nakha'i, As-Saddi, dan lain-lainnya yang bukan hanya seorang telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya berikut ini : dan diikuti pula oleh seorang saksi dari Allah (Hud: 17) Menurut mereka, yang dimaksud adalah Malaikat Jibril alaihis salam

Diriwayatkan pula dari Ali radliyallohu anhu, Al-Hasan, dan Qatadah, bahwa yang dimaksud ialah Nabi Muhammad Shollallohu alaihi wa sallam Kedua pendapat tersebut berdekatan maknanya, karena Jibril alaihis salam dan Muhammad Shollallohu alaihi wa sallam masing-masing telah menyampaikan risalah Allah Subhanahu wa ta’ala Malaikat Jibril menyampaikan kepada Nabi Muhammad, dan Nabi Muhammad menyampaikan kepada umat.

Menurut pendapat lain, makna yang dimaksud adalah Ali radliyallohu anhu Tetapi pendapat ini lemah dan tidak diketahui sumbernya; pendapat yang pertama dan yang kedualah yang benar.

Seorang mukmin dengan bekal fitrah yang ada pada dirinya dapat menyaksikan kebenaran syariat secara global, dan secara rinci tersimpulkan dari syariat itu sendiri. Kemudian fitrahnya membenarkan dan mengimaninya. Karena itulah Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman: Apakah (orang-orang kafir itu sama dengan) orang-orang yang ada mempunyai bukti yang nyata (Al-Qur'an) dari Tuhannya, dan diikuti pula oleh saksi dari Allah. (Hud: 17)

Yakni Al-Qur'an yang disampaikan oleh Jibril kepada Nabi Shollallohu alaihi wa sallam, kemudian Nabi Muhammad Shollallohu alaihi wa sallam menyampaikannya kepada umatnya. Kemudian Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman: Dan sebelum Al-Qur’an itu telah ada kitab Musa. (Hud: 17) Artinya, sebelum Al-Qur'an telah ada kitab Musa, yaitu Taurat.

Yang menjadi pedoman dan rahmat. (Hud: 17)

Allah menurunkannya kepada umat tersebut sebagai pedoman dan panutan yang mereka ikuti serta sebagai rahmat dari Allah buat mereka. Maka barang siapa yang beriman kepadanya (Taurat) dengan sebenarnya, niscaya hal itu akan membimbingnya untuk beriman kepada Al-Qur'an. Karena itulah dalam firman selanjutnya disebutkan: Mereka itu beriman kepada Al-Qur'an. (Hud: 17)

Kemudian Allah berfirman mengancam orang yang mendustakan Al-Qur'an atau sesuatu dari Al-Qur'an, yaitu: Dan barang siapa di antara mereka (orang-orang Quraisy) dan sekutu-sekutunya yang kafir kepada Al-Qur'an, maka nerakalah tempat yang diancamkan baginya. (Hud: 17)

Maksudnya, barang siapa dari kalangan penduduk bumi yang kafir kepada Al-Qur'an, baik dari kalangan orang-orang musyrik, orang-orang kafir, orang-orang ahli kitab, dan lain-lainnya dari kalangan keturunan anak Adam dengan berbagai warna kulit, bentuk, dan bangsanya yang telah sampai kepadanya Al-Qur'an, seperti yang disebutkan oleh firman-Nya: Supaya dengan Al-Qur'an itu aku memberi peringatan kepada kalian dan kepada orang-orang yang sampai Al-Qur'an (kepadanya). (Al-An'am: 19)

Katakanlah "Hai manusia, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepada kalian semua." (Al- A'raf: 158)

Dan barang siapa di atara mereka (orang-orang Quraisy) dan sekutu-sekutunya yang kafir kepada Al-Qur’an, maka nerakalah tempat yang diancamkan baginya. (Hud: 17)

Di dalam kitab Sahih Muslim disebutkan melalui hadits Syu'bah, dari Abu Bisyr, dari Sa'id ibnu Jubair, dari Abu Musa Al-Asy'ari radliyallohu anhu, bahwa Rasulullah Shollallohu alaihi wa sallam pernah bersabda: Demi Tuhan yang jiwaku berada di dalam genggaman kekuasaan­nya, tiada seorang pun dari kalangan umat ini yang mendengar tentang aku, baik dia orang Yahudi ataupun orang Nasrani, lalu ia tidak beriman kepadaku, melainkan pasti masuk neraka.

Abu Ayyub As-Sukhtiyani telah meriwayatkan dari Sa'id ibnu Jubair yang mengatakan bahwa tidak sekali-kali ia mendengar suatu hadits dari Nabi Shollallohu alaihi wa sallam menurut apa adanya melainkan ia menjumpai yang sesuai dengannya atau yang membenarkannya di dalam Al-Qur'an. Telah sampai pula kepadanya bahwa Nabi Shollallohu alaihi wa sallam pernah bersabda: Tiada seorang pun dari kalangan umat ini yang mendengar aku, baik dia orang Yahudi ataupun orang Nasrani, lalu ia tidak beriman kepadaku melainkan masuk neraka.

Kemudian ia berkata kepada dirinya sendiri, manakah hal yang membenarkannya dari Kitabullah? Karena jarang sekali ia mendengar sesuatu hadits dari Rasulullah, melainkan ia menjumpai hal yang membenarkannya di dalam Al-Qur'an. Akhirnya ia menjumpainya pada ayat berikut: Dan barang siapa di antara mereka (orang-orang Quraisy) dan sekutu-sekutunya yang kafir kepada Al-Qur’an, maka nerakalah tempat yang diancamkan baginya. (Hud: 17)

Yakni dari kalangan pemeluk semua agama. 

Firman Allah Subhanahu wa ta’ala: Karena itu, janganlah kamu ragu-ragu terhadap Al-Qur’an itu. Sesungguhnya (Al-Qur'an) itu benar-benar dari Tuhanmu. (Hud: 17), hingga akhir ayat.

Artinya, Al-Qur'an itu benar-benar dari Allah, tiada keraguan dan tiada kebimbangan di dalamnya. Seperti yang disebutkan pula di dalam firman-Nya: Alif Lam Mim. Turunnya Al-Qur'an yang tidak ada keraguan padanya (adalah) dari Tuhan semesta alam. (As-Sajdah: 1-2)

Alif Lam Mim. Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya. (Al-Baqarah: 1-2)

Adapun firman Allah Subhanahu wa ta’ala: Tetapi kebanyakan manusia tidak beriman. (Hud: 17) 

Ayat tersebut sama halnya dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya: Dan sebagian besar manusia tidak akan beriman, walaupun kamu sangat menginginkannya. (Yusuf: 103)

Dan Jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah (Al-An'am: 116)

Dan sesungguhnya iblis telah dapat membuktikan kebenaran sangkaannya terhadap mereka, lalu mereka mengikutinya, kecuali sebagian orang-orang yang beriman. (Saba: 20)

Sebelumnya,
Selanjutnya,
Tafsir Ibnu Katsir Surat Hud Ayat 18-22

No comments:

Post a Comment