Tafsir Ibnu Katsir Surat Yunus
Makkiyyah, 109 atau 110 ayat. Kecuali ayat 40, 94, 95, 96 Madaniyyah Turun sesudah Surat Al-Isra
Tafsir Ibnu Katsir Surat Yunus Ayat 1-2
Alif Lam Radliyallohu anhu Inilah ayat-ayat Al-Qur’an yang mengandung hikmah. Patutkah menjadi keheranan bagi manusia bahwa Kami mewahyukan kepada seorang laki-laki di antara mereka, "Berilah peringatan kepada manusia dan gembirakanlah orang-orang beriman, bahwa mereka mempunyai kedudukan yang tinggi di sisi Tuhan mereka.” Orang-orang kafir berkata, "Sesungguhnya orang ini (Muhammad) benar-benar adalah tukang sihir yang nyata."
Mengenai huruf-huruf yang mengawali surat-surat Al-Qur'an, telah disebutkan keterangannya pada permulaan tafsir surat Al-Baqarah.
Abud Duha telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan firman Allah Subhanahu wa ta’ala: Alif Lam Radliyallohu anhu (Yunus: l) Yakni Aku, Allah, melihat. Hal yang sama telah dikatakan oleh Qatadah dan lain-lainnya.
Inilah ayat-ayat Al-Qur'an yang mengandung hikmah. (Yunus: 1)
Artinya, inilah ayat-ayat Al-Qur'an yang mengandung hukum yang jelas.
Mujahid mengatakan sehubungan dengan firman-Nya: Alif Lam Radliyallohu anhu Inilah ayat-ayat Kitab yang mengandung hikmah. (Yunus: l) Menurut Al-Hasan, yang dimaksud dengan 'Kitab' adalah kitab Taurat dan Zabur.
Qatadah mengatakan bahwa makna tilka ayatul kitab ialah 'inilah ayat-ayat kitab', yakni kitab-kitab terdahulu sebelum Al-Qur'an. Pendapat ini menurut penulis (Ibnu Kasir) tidak dikenal jalurnya, demikian juga maknanya.
Firman Allah Subhanahu wa ta’ala: Patutkah menjadi keheranan bagi manusia. (Yunus: 2), hingga akhir ayat.
Allah Subhanahu wa ta’ala mengingkari sikap orang-orang kafir yang merasa heran terhadap para rasul karena para rasul itu dari kalangan manusia, seperti yang disebutkan oleh Allah Subhanahu wa ta’ala dalam kisah-Nya mengenai umat-umat terdahulu melalui firman-Nya: Apakah manusia yang akan memberi petunjuk kepada kami? (At-Taghabun: 6)
Nabi Hud dan Nabi Saleh berkata kepada kaumnya masing-masing, seperti yang disebutkan oleh firman-Nya: Dan apakah kalian (tidak percaya) dan heran bahwa datang kepada kalian peringatan dari Tuhan kalian dengan perantaraan seorang laki-laki dari golongan kalian. (Al-A'raf: 63)
Allah Subhanahu wa ta’ala pun berfirman menceritakan perihal orang-orang kafir Quraisy, bahwa mereka telah mengatakan: Mengapa ia menjadikan tuhan-tuhan itu Tuhan Yang Maha Esa? Sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang sangat mengherankan. (Shad: 5)
Ad-Dahhak telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa setelah Allah mengutus Nabi Muhammad Shollallohu alaihi wa sallam menjadi rasul, maka orang-orang Arab mengingkari hal tersebut, atau ada sebagian dari mereka yang mengingkarinya. Lalu mereka berkata, "Mahabesar Allah, bila Dia mengutus Rasul-Nya seorang manusia seperti Muhammad ini." Ibnu Abbas melanjutkan kisahnya, bahwa lalu Allah Subhanahu wa ta’ala menurunkan firman-Nya: Patutkah menjadi keheranan bagi manusia. (Yunus: 2), hingga akhir ayat.
Mengenai firman Allah Subhanahu wa ta’ala: Bahwa mereka mempunyai kedudukan yang tinggi di sisi Tuhan mereka. (Yunus: 2)
Para ulama berselisih pendapat tentang takwil ayat ini.
Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan firman-Nya: gembirakanlah orang-orang beriman, bahwa mereka mempunyai kedudukan yang tinggi di sisi Tuhan mereka. (Yunus: 2) Bahwa dalam kitab terdahulu (Lauh Mahfuz) telah dituliskan bahwa mereka memperoleh kebahagiaan.
Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan firman-Nya: bahwa mereka mempunyai kedudukan yang tinggi di sisi Tuhan mereka. (Yunus: 2) Yakni pahala yang baik karena amal perbuatan yang telah mereka kerjakan.
Hal yang sama telah dikatakan oleh Ad-Dahhak, Ar-Rabi' ibnu Anas, dan Abdur Rahman ibnu Zaid ibnu Aslam.
Makna ayat ini sama dengan firman-Nya: Untuk memberi peringatan akan siksaan yang sangat pedih. (Al-Kahfi: 2), hingga akhir ayat.
Mujahid telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: bahwa mereka mempunyai kedudukan yang tinggi di sisi Tuhan mereka. Yunus: 2) Yakni amal-amal saleh, yaitu salat, puasa, sedekah, dan tasbih mereka. Mujahid mengatakan bahwa Nabi Muhammad Shollallohu alaihi wa sallam memberikan syafaat kepada mereka.
Hal yang sama telah dikatakan oleh Zaid ibnu Aslam dan Muqatil ibnu Hayyan. Qatadah mengatakan, makna ayat ialah kedudukan yang tinggi di sisi Tuhan mereka.
Ibnu Jarir memilih pendapat yang dikatakan oleh Mujahid, bahwa makna yang dimaksud ialah amal-amal saleh yang telah mereka kerjakan dan menjadi tabungan bagi mereka di sisi Tuhannya. Perihalnya sama dengan kalimat yang mengatakan, "Qadamun fil Islam, " yakni mempunyai jasa dalam Islam.
Hissan ibnu Sabit telah mengatakan: Kami mempunyai jasa yang besar kepadamu dan kami berbeda dengan para pendahulu kami berkat ketaatan (kami) kepada Allah, sebagai jasa berikutnya.
Zur Rummah dalam salah satu bait syairnya mengatakan: Kalian mempunyai jasa yang besar yang tidak dilupakan oleh semua orang, bahwa jasa itu sekalipun dari yang berkedudukan biasa, keharumannya dapat menutupi laut.
Firman Allah Subhanahu wa ta’ala: Orang-orang kafir berkata, "Sesungguhnya orang ini (Muhammad) benar-benar adalah tukang sihir yang nyata.” (Yunus: 2)
Dengan kata lain, sekalipun Kami telah mengutus kepada mereka seorang rasul dari kalangan mereka sendiri -yakni dari kaum mereka sendiri- untuk menyampaikan berita gembira dan memberi peringatan kepada mereka: orang-orang kafir berkata, "Sesungguhnya orang ini (Muhammad) benar-benar adalah tukang sihir yang nyata.” (Yunus: 2) Mubin artinya jelas dan nyata, padahal mereka adalah orang-orang yang dusta dalam hal tersebut.
Selanjutnya,
Tafsir Ibnu Katsir Surat Yunus Ayat 3
No comments:
Post a Comment